ngawun-parengan.desa.id
Sebuah tradisi yang terbilang langka (karena hanya Desa Ngawun yang masih mempertahankannya), telah diselenggarakan pada Sabtu Wage, 8 Februari 2020. Kaleman, sebuah tradisi tahunan di Desa Ngawun yang diikuti oleh masyarakat yang menngarap sawah dengan cara berdo'a bersama dan membawa "ambeng", yaitu nasi, lauk, "polo pendem", dan kue uler-uler. Kue ini terbuat dari bahan tepung beras yang dibentuk menyerupai bunga mawar warna-warni, terasa manis gurih dan bertabur parutan kelapa segar. Filosofi dari kue uler-uler ini adalah bahwa masyarakat berharap tanaman padi mereka tidak diserang oleh uler (ulat).
Sejak jam 8 warga sudah mulai berduyun-duyun dengan membawa "ambeng" menuju "petinggen" yaitu kediaman Bapak Kepala Desa Ngawun. Setelah dipastikan tidaka ada lagi warga yang menyusul, maka acara yang dihadiri oleh unsur Babinsa, Babinkamtibnas, Perangkat Desa, BPD, dan masyarakat penggarap sawah ini pun dimulai.
Untaian do'a diamini oleh seluruh warga dengan harapan panen padi kelak melimpah dan barokah. Usai do'a mereka makan bersama dengan saling bertukar "ambeng". Demikianlah tradisi Kaleman ini berlangsung tiap tahun setelah musim tanam usai di Desa Ngawun. (rien/ngwn)